Explanation
Butuh waktu untuk Tama menunggu Johannes sampai ke titik lokasi yang sebelumnya Papanya Johannes sudah berikan pada Johannes sedangkan Tama diantar oleh Arga sesuai pesan dari Papa.
Tentu, Arga langsung mengumpat menunggu Tama selesai disuatu tempat tanpa ingin terlihat oleh Johannes.
Tak lama kemudian Johannes mengetuk pintu ruangan tersebut membuat Tama langsung menyahut menyuruh Johannes untuk masuk lalu menyuruh lelaki itu duduk di depannya.
Johannes benar-benar terlihat sangat berantakan, tetapi Tama tidak peduli untuk itu, ia kesini untuk menjalankan misinya, menjelaskan semua tentang Amanda melalui berkas milik Papanya Johannes, tentu berkas yang sebelumnya diberikan oleh Arga dan Nesya waktu lalu pada dirinya. Sekarang, saatnya dirinya yang menjelaskan semuanya pada Johannes.
Tanpa basa-basi, Tama langsung membuka map tersebut di depan Johannes membuat Johannes menaikkan alisnya, “Apa ini? Biodata Amanda?”
Tama mengangguk, “Lo mau tau kan, seberapa banyak yang udah gue tau tentang Amanda? Semuanya, ada di sini. Semua tanpa terlewat, Johannes.”
Johannes membuka lembaran selanjutnya, foto-foto Amanda dan pria yang ia lihat kemarin di club dan juga cafe.
“Lo udah liat kan ini pakai mata kepala lo sendiri? Iya, Amanda selingkuh di belakang lo, selama kurang lebih 2 tahun? atau satu setengah tahunan.”
Johannes masih sibuk membolak-balik melihat-lihat foto yang ada di sana, beberapa ada yang sudah ia lihat, awal-awal Papa memberikan bukti pada dirinya, dan beberapa baru Johannes liat saat ini.
“Lo ngga lupa kan ini rumah siapa?”
“Ini rumah yang saya belikan untuk Amanda tahun lalu.”
Tama mengangguk, “Lo liat ini, dengan jelas, Johannes.”
Tama menunjuk satu foto dan beberapa foto lainnya dimana di sana terlihat pria selingkuhan Amanda masuk ke dalam rumah, dan keluar rumah, selain itu pria tersebut memakai pakaian rumahan, kadang ada foto pria tersebut sedang menyiram tanaman yang ada di rumah, juga mobil pria itu terparkir rapih di sana layaknya rumah itu adalah miliknya.
“Amanda bawa selingkuhannya itu buat tinggal di rumah yang lo beliin buat Amanda. Sebenernya kita ngga nemu sejak kapan, tapi beberapa bulan lalu mereka keliatan tinggal berdua di sana. Lo sekarang tau kan alasan kenapa Amanda lebih milih di Apartemen yang juga lo beliin daripada di rumah itu. Ya karena di sana ada seseorang yang dia umpetin dan tinggal di sana layaknya rumah mereka berdua.”
Mendengar penuturan yang keluar dari mulut Tama sambil melihat bukti foto-foto tersebut membuat Johannes memijit pelipisnya, ia sudah sebodoh ini mempercayai semua kalimat yang keluar dari mulut Amanda untuk dirinya. Bodohnya lagi, ia terlalu percaya waktu Amanda bilang ia ingin tinggal di rumah sana bersama dirinya nanti kalau mereka sudah menikah padahal faktanya bukan itu.
Johannes kembali membuka lembaran lanjutnya, sudah berbeda kasus. Saat ini Johannes bisa melihat rentetan angka dengan nominal besar di sana.
“Lo suka ngirim duit kan ke Amanda? Tanpa lo sadar Amanda pakai duit yang lo kirim buat ngabisin waktu entah itu jalan-jalan atau berlibur ke luar negeri bareng sama selingkuhannya. Iya tentu pakai embel-embel rekan kerja.”
Johannes menggelengkan kepalanya, nggak mungkin. Nominalnya terlalu besar dan ia beri secara cuma-cuma untuk Amanda, Johannes sebetulnya hanya menjadi perantara supaya Amanda dan pacarnya itu berlibur pakai uang dan fasilitas yang diberikan Johannes.
Johannes tidak mengeluarkan sepatah kata, tangannya mengepal kencang, kepalanya terlalu pusing.
“Dan ini, kasus yang paling lo tutup mata Johannes, tentang kecelakaan nyokap lo tahun lalu.”
Tama membalikkan lembaran baru dan menampilkan judul kasus baru, kecelakaan Mamanya Johannes di tahun lalu.
“Lo bilang kan ke Papa lo dan Arga kalau sebelum lo pergi-pergi, lo itu seharian sama Amanda?”
“Bukan Amanda yang ngelakuin, bukan tangan Amanda yang ngelakuin kejahatan itu. Dia pakai tangan orang lain, Johannes.”
“H-1 sebelum keberangkatan, lo taro mobil lo di bengkel yang selalu jadi langganan lo buat periksa mobil lo itu supaya aman selama perjalanan. Dan Amanda pasti tau tentang itu, karena lo sama Amanda ngga cuma sebulan dua bulan menjalani hubungan. Lo nggak sadar kalau Amanda punya orang dalem di bengekl itu, dan dia pakai tangan orang dalem itu buat bikin rem lo blong.”
“Kenapa, kenapa?” Hanya itu yang keluar dari mulut Johannes setelah selama ini ia diam merutuki dirinya sendiri sambil memijit pelipisnya.
Tama menarik lembaran lain dimana alasan tersebut tertera dengan jelas di sana.
“Ini. Ini alasan Amanda kenapa dia sampai begitu Johannes.”
“Nyokap lo ketemu dan mergokin Amanda lagi bercumbu sama selingkuhannya itu di depan mata nyokap lo. Nyokap lo tentu belain nama lo dan Amanda tentu muter otak supaya nyokap lo ngga bocorin tentang ini ke lo secara Amanda tau, lo bakal percaya cuma sama Mama lo. Makanya dengan itu dia nyelakain nyokap lo.”
“Lo bisa selamat karena emang Amanda yang udah ngatur begitu Johannes, dia ngatur semua kecelakaan ini, dia dalang semua kecelakaan nyokap lo.”
Johannes menggebrak meja, ia tidak tahu ternyata Amanda sudah sejahat ini di belakang dirinya, dan ia selalu percaya dengan semua ucapan Amanda ketika ia bilang kalau dirinya melihat Papanya lah yang membuat remnya blong. Pada kenyataanya, Amanda sendiri lah yang membuat itu semua terjadi.
Dengan mata yang sudah menahan amarah, Johannes berdiri dari duduknya dan mengambil berkas tersebut lalu meninggalkan Tama, ia mau membawa semua berkas itu dan ia perlihatkan ke Amanda.
Tama tersenyum kecil melihat Johannes yang keluar dari ruangan tersebut dan tak lama kemudian Arga masuk ke dalam ruangan lalu langsung menepuk pundak Tama.
“Makasih dan maaf ya Tam. Lo beneran udah melakukan yang terbaik, sekarang sisa lo yang pilih jalan lo sendiri sesuai omongan bokapnya Johan, you have your own choice for your life, Tama.”
Tama mengangguk dan tersenyum pada Arga, “Thanks juga Ga. Gue mau balik ke nyokap sekalian jemput anak gue di sana. Gue harus ngobrolin banyak ke nyokap, sekali lagi thanks.”
Arga mengangguk, “Lo adalah manusia paling kuat yang pernah gue liat, Tam.”
@roseschies