FELOPCENS

Jaeyong oneshot.

2,3k+ words.

idol x fanboy.


TCITY mencetak rekor baru, lagi. Tepat satu bulan lalu, salah satu grup yang sedang popular itu mengeluarkan jadwal resmi konser mereka yang bertajuk ‘Forever Love’. Hari ini tepat pukul 12.00 siang, pembelian tiket yang dilaksanakan secara online di buka. Tak disangka, dalam hitungan detik, puluhan ribu tiket konser TCITY berhasil habis terjual.

“Gila lo Jay! Tangan lo terbuat dari apa sampe bisa dapet dua tiket dalam hitungan detik?” Ucap Yuta sambil bertepuk tangan melihat temannya yang berhasil membeli dua buah tiket konser TCITY.

Sedangkan Jaehyun yang biasa dipanggil Jay oleh Yuta langsung membanggakan dirinya sendiri. “Wets, kekuatan cinta buat Taeyong nih bro. Terima kasih lo sama gue, kalo gak karena gue lo juga nggak akan ketemu sama idol lo si Winwin, kan.”

Yuta langsung memeluk tubuh Jaehyun dari samping kemudian mengecup pipi milik Jaehyun, “Makasih Jay! Gue traktir siomay gerobak ye.”

Jaehyun yang tiba-tiba terkena ciuman mendadak dari Yuta langsung mengelap pipinya lalu memeperkan bekas lapnya itu ke baju Yuta, “Najis lo cium cium gue woi!”

“Traktiran tuh hanamasa kek, ini lah siomay gerobak. Lo liat itu perjuangan gue segimana berharganya bisa dapetin tiket konser yang habis terjual dalam hitungan detik! KURANG.” Tambah Jaehyun membuat Yuta menggelengkan kepalanya.

Yuta memukul lengan milik Jaehyun, “Gaya lo selangit banget dah Jay. Gue bakal traktir apa yang lo mau kalo gue di notis si kokoh ya.”

Jaehyun memutarkan matanya malas, “Ngimpi lo kejauhan. Gue nggak usah mimpi jauh jauh juga udah pasti Taeyong bakal notis gue secara gue ganteng siapa yang nggak mau liat gue.”

“Lo pilih gue bakar di sini apa gue sate dulu?” Ucap Yuta, sebal mendengar ucapan temannya.

Jaehyun terkekeh, “Canda elah. Tapi ya gue beneran kepikiran sesuatu, lo mau bantuin gue nggak Yut?”

“Apaan? Kaga usah aneh-aneh dah lo, apa lagi nyusahin.”

“Nggak anjir, serius ini ide gue cemerlang banget.”

“Yaudah apaan?”

Jaehyun menyuruh Yuta untuk lebih dekat dengan dirinya sedangkan Yuta hanya nurut kemudian Jaehyun membisikkan sesuatu tepat di kuping Jaehyun.

Mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Jaehyun membuat Yuta langsung melotot dan menjauhkan diri dari Jaehyun, “PEMIKIRAN LO ANEH BANGET DAH SUMPAH.”

Jaehyun tertawa, “Lah, mau bantuin nggak lo? Siapa tau lo kecipratan juga.”

Yuta menggelengkan kepalanya, tidak habis pikir dia dengan pemikiran aneh temannya ini.

Nanti pas konser gue bakal bawa banner nama Taeyong, terus gue mau pura-pura pingsan di venue, pasti rusuh kan tuh mana tau Taeyong ngeliat terus khawatir sama gue karena gue bawa banner Taeyong dan dia pasti tau tuh gue fans dia. Eh, nanti pas kelaran konser dia nemuin gue di belakang.

Yuta memijat pelipisnya, pusing dengan pemikiran aneh temannya ini. “Gue tau Jay, lo mau banget di notis Taeyong, tapi nggak gini juga anjir.”

“Dih, mana tau beneran bekerja. Daripada gue tiba-tiba buka baju terus lo ngangkat badan gue, gue muter-muterin baju gue, lebih mending mana?”

Yuta semakin memijat pelipisnya, “Kaga ada yang mending, mending lo diem di rumah aja, gue yang nonton konser dah. Lo mau nonton konser apa bikin malu gue sih Jay.”

“Yang kedua bonus sih sebenernya.”

“Bangsat.”


Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu oleh Jaehyun dan Yuta datang juga. Iya, hari dimana konser TCITY berlangsung di kota mereka.

Jaehyun dan Yuta sudah bersiap-siap berdua sejak tadi pagi tepatnya di kosan milik Jaehyun. Mereka berdua akan menuju konser agak siangan menggunakan mobil milik Yuta.

“Weh, Gue bingung banget mau pake baju yang mana.” Ucap Jaehyun, lelaki ini sejak satu jam lalu masih telanjang dada dan berdiri di depan lemari bajunya, memilih baju yang akan ia pakai ke konser.

“Ya Tuhan lo mau nonton konser aja udah kayak mau fashion show, udahlah baju apa aja kalo perlu nggak usah pake baju sekalian.” Jawab Yuta sambil merenggangkan tubuhnya diatas kasur milik Jaehyun.

Jaehyun mengangguk setuju, “Gue setuju opsi lo yang kedua. Bagus nggak badan gue kalo nggak pake baju.”

Yuta menggeleng, “Mohon maaf nggak minat gue. Buruan ah Jay lo beneran mau fashion show ya?”

Jaehyun melipat dua tangannya di dada sambil melihat kembali kearah lemari bajunya dan memilih untuk tidak menjawab ucapan Yuta.

“Hm, ini aja deh. Kayaknya bagus.” Ucap Jaehyun sambil menarik satu baju dan satu kemeja dari dalam lemari bajunya.

Yuta langsung melihat kearah Jaehyun lalu menepuk jidatnya, lelah melihat perlakuan temannya itu. “Si bangsat ujungnya tetep aja kaos item lagi. Makan waktu doang dah emang nungguin lo ujungnya juga itu lagi itu lagi.”

Jaehyun langsung memakai kaosnya kemudian memakai kemeja yang sudah ia pilih tanpa ia kancing, “Dih kok lo protes si? Suka suka gue lah. Dah yuk berangkat, eh bentar parfum.”

Yuta menggelengkan kepalanya untuk kesekian kalinya melihat temannya yang begitu rempong sejak tadi.

Padahal Yuta juga begitu tadi di rumah, sibuk memilah-milih baju yang akan ia pakai dan bahkan Yuta menyemprotkan parfum hampir tiga puluh semprotan. Mandi parfum kali dia.

“Dah, gue udah ganteng meskipun selalu ganteng, yuk.” Ucap Jaehyun lalu mengambil dompet dan ponsel miliknya yang tergeletak di nakas.

“Tiketnya Jay jangan lupa.”

“Tenang aja udah paperless, filenya udah gue download juga punya gue sama punya lo, nanti gue kirim yang punya lo.”

Yuta mengangguk kemudian keduanya keluar dari kosan Jaehyun lalu menuju mobil Yuta yang sudah terparkir tidak rapih di parkiran kosan Jaehyun.

“Lo bisa markir gak sih?? Nyusahin aja ini gue mau masuk pintu jadi gak bisa.”

Iya, bagian passenger seat jika pintunya dibuka langsung mentok tembok, seharusnya Yuta bisa lebih geser sedikit markirnya.

“Protes mulu lo ya, bentar gue mundur dulu baru lo masuk.”

Jaehyun mengangguk lalu menunggu Yuta yang sedang memundurkan mobilnya.

“Kiw, atas nama Jaehyun? Mau nonton konser TCITY ya Kak? Mari bareng saya aja.” Ucap Yuta sambil menurunkan kaca mobilnya membuat Jaehyun mendesis.

“Dasar orang gila.”

Jaehyun langsung membuka pintu passenger seat kemudian duduk di sana dan memakai seatbelt.

Akhirnya, Jaehyun dan Yuta pergi menuju venue dimana konser TCITY berlangsung.


Sudah hampir satu jam lebih konser TCITY berlangsung. Bahkan Yuta dan Jaehyun sama sekali tidak merasa lelah, keduanya sama sama menikmati konser TCITY kali ini.

Jaehyun tak ada hentinya memotret hingga memvideokan Taeyong dari segala banyak arah. Tetapi satu, Taeyong tak kunjung mendekat kearahnya.

Jaehyun kurang apa, ya?

Jaehyun menyenggol siku Yuta yang berada disampingnya, temannya itu sedang meneriaki nama Winwin sejak tadi, Jaehyun rasa suara Yuta pulang-pulang habis. Niat Yuta meneriaki nama Winwin supaya Winwin bisa menemukan dirinya tetapi hasilnya juga sama seperti Jaehyun, Winwin bahkan tidak kunjung datang kearah mereka.

Yuta menaikkan alisnya memberi tanda bertanya untuk Jaehyun.

“Gue mau lakuin yang gue bilang waktu itu.” Ucap Jaehyun pada Yuta namun berisiknya suara di dalam venue benar-benar membuat Yuta tidak mendengar sama sekali ucapan Jaehyun.

“HAH APAAN SIH?” Yuta sedikit berteriak membuat Jaehyun ikut berteriak.

“GUE MAU LAKUIN YANG GUE BILANG WAKTU ITU.”

“YANG MANA?”

“PINGSAN, BURUAN LO DEKET GUE TANGKEP GUE.”

“WOI JANGAN GIL- BANGSAT PINGSAN BENERAN??????” Yuta langsung menangkap tubuh Jaehyun membuat orang-orang disekitar mereka berteriak terkejut karena ada seseorang yang tiba-tiba pingsan.

“TOLONG INI ADA YANG PINGSAN.” Ucap orang sebelah Yuta sedangkan Yuta masih diem sambil memegang tubuh Jaehyun yang sedang pura-pura pingsan itu.

Beberapa orang terus berteriak sampai akhirnya Taeyong yang tidak jauh dari sana langsung melihat kearah sana kemudian berbicara dengan mic miliknya, “Tolong teman-teman jangan rusuh ya, tenaga keamanan tolong itu di A10 ada yang pingsan.”

Taeyong berlari kearah dimana Yuta dan Jaehyun berdiri.

Taeyong melihat kearah Jaehyun yang sedang dibawa oleh tenaga keamanan konser, Taeyong melihat lelaki itu membawa banner dengan nama dirinya di sana.

Taeyong semakin khawatir, “Teman-teman jangan dorong-dorong ya, ayo perhatiin tubuh kalian masing-masing, kalau kegencet ingatkan teman sampingnya untuk beri space lebih supaya nggak ada yang pingsan lagi.”

Mata Taeyong itu tidak bisa bohong, sepanjang konser ia merasa khawatir terlebih karena yang pingsan itu salah satu fansnya. Taeyong berniat setelah konser menemuin lelaki itu dibelakang, jika ada waktu.

Setelah konser selesai dilaksanakan, Taeyong langsung bertanya kepada salah satu tenaga keamanan konser yang tadi membantu membawa tubuh lelaki yang pingsan itu. “Misi pak mau tanya, orang yang tadi pingsan itu dibawa kemana ya?”

“Oh, yang tadi dibawa kesana.”

“Saya boleh kesana?”

“Eh, kayaknya boleh? Saya kurang tau. Bisa dibicarakan sama orang yang disana.”

Taeyong mengangguk lalu mengucapkan terima kasih kepada tenaga keamanan tersebut kemudian berlari menuju ruang dimana katanya lelaki tersebut dibawa.

Taeyong bahkan sampai meninggalkan membernya itu membuat mereka semua bertanya-tanya, tetapi tidak banyak tanya dan membiarkan Taeyong.

Taeyong mengetuk pintu kemudian masuk mengintip kedalam.

Ada beberapa orang yang berjaga di sana membuat penjaga di sana ikut bertanya.

“Ehm, saya boleh masuk?”

Si penjaga tersebut hanya menggaruk kepalanya, mereka kan bukan manager Taeyong apalagi manager grup jadi mana bisa mengiyakan sesuatu.

“Saya izin masuk ya, mau lihat seseorang.” Ucap Taeyong lalu masuk kedalam sana.

Taeyong langsung melihat satu lelaki yang sejak tadi ia khawatirkan, lelaki itu sedang berbaring.

Taeyong menarik bangku kemudian duduk disamping lelaki itu.

Taeyong hanya diam menunggu sampai kiranya lelaki ini siuman.

Tak lama kemudian, niat Jaehyun ingin mengecek keadaan, dirinya sejak tadi menghitung waktu sampai konser berakhir. Jika hitungan Jaehyun tidak salah, konser saat ini sudah selesai.

Akhirnya, Jaehyun membuka matanya.

Jaehyun terkejut melihat disampingnya sudah ada Taeyong yang sedang duduk melihat kearah dirinya.

Taeyong tersenyum, “Kamu baik baik saja kan?”

Tidak ada jawaban, Taeyong berdiri dari duduknya kemudian mendekatkan tubuhnya kearah Jaehyun.

“Halo? Gimana udah lebih baik?”

Taeyong melambaikan tangannya tepat di depan wajah Jaehyun,

“Halo?”

“Jaehyun?”

“Jaehyun?”

“JAEHYUN WOI ANJENG KOK LO MASIH DIEM SIH GUE AJAK NGOMONG DARITADI OALA BUDEG KUPING LO?” Teriakkan Yuta membuat Jaehyun seratus persen sadar dari pikiran halunya itu.

“APAAN SIH LO GANGGU GUE AJA ANJIR.”

“LO MAU BEBERSIH VENUE? KONSERNYA UDAH KELAR ANJIR LO NGAPAIN SIH.”

Jaehyun bahkan sampai tidak sadar kalau ternyata konsernya benar benar sudah usai, stage sudah kosong dan beberapa orang di venue sedang mengantri untuk keluar.

“Ayo pulang, lo ngapain bengong aja daritadi anjir.”

“Gapapa, yuk lah balik badan gue pegel juga.”

“Sama, tenggorokan gue juga kering banget buset butuh minum.”

Yuta dan Jaehyun akhirnya ikut mengantri dibarisan untuk keluar dari venue konser.

“Pecah sih konser kali ini, suka banget gue. Mana ya tuhan kokoh gue ganteng banget Jaehyun, bisa gila gue dikit lagi.” Ucap Yuta membuat Jaehyun mengangguk-anggukan kepalanya.

Jaehyun itu masih dengan pikirannya sendiri, tolong ya Yuta.

“Gapapa Jay, next konser kalo konser lagi sih, lo bakal di notis sama Taeyong, yakin gue. Nanti kita lebih tepat aja pilih tempatnya supaya bisa pilih tempat yang biasa Taeyong dan Winwin datengin.”

“Masalahnya TCITY konser kayak seratus tahun sekali anjir. Tapi gapapa sih gue beberapa kali di notis sama Ten, lo liat nih gue punya video Ten dadah dadah di hp gue.” Ucap Jaehyun, setidaknya dirinya sempat di notis sekali dua kali oleh member TCITY yang lain, meskipun itu bukan bias utamanya, Taeyong.

“Lebay banget lo seratur tahun sekali. Ya nggak segitunya kali. Eh beli minum dulu yuk disitu, sumpah tenggorokan gue kering banget.” Yuta menunjuk satu kios yang tidak jauh dari pintu keluar membuat Jaehyun mengangguk saja, Jaehyun juga merasa haus ternyata.

Disaat Jaehyun dan Yuta membeli minuman masing-masing, tiba-tiba saja pundak Jaehyun ditepuk oleh seseorang dari belakang membuat Jaehyun memutarkan tubuhnya untuk melihat siapa orang yang sudah menepuk pundaknya itu.

Seorang wanita.

“Permisi, mohon maaf menganggu waktu kalian. Saya punya titipan buat kamu.” Ucap wanita tersebut kemudian mengeluarkan satu buah kertas sedikit lecek dari kantong celananya.

“Ini, maaf ya lecek tadi buru-buru jadinya langsung lecek begitu. Langsung dibaca aja ya, jangan tanya apa apa dan tolong rahasiakan semua hal yang ada di dalam kertas itu. Terima kasih, saya pergi dulu.” Wanita itu langsung memberikan kertas tersebut pada Jaehyun lalu langsung pergi dari pandangan Jaehyun juga Yuta.

Jaehyun yang masih mencerna apa maksudnya hanya diam sedangkan Yuta penasaran.

“Apasih Jay?”

Jaehyun menggedikkan bahunya, “Mana gue tau. Ini dia nyogok gue buat beli barang dia apa gimana? Jangan jangan emang dia ngasih gue brosur iklan produk dia tapi ini caranya maksa banget gitu.”

“Gue nggak open endorse woi. Endorse aja bayar, ini lagi pemaksaan.” Teriak Jaehyun pada entah siapa membuat Yuta menggelengkan kepala. Sok sok an endorse, followers instagram aja nggak kalah sama jumlah member TCITY.

“Buka jangan Yut? Gue takutnya dijampe-jampe ini isinya.” Tanya Jaehyun pada Yuta.

“Terserah lo dah terserah lo sumpah Jay. Gue capek banget liat lo.” Yuta lelah dengan semua kelakuan Jaehyun yang aneh.

“Yaudah gue buka aja.”

Gini gini Yuta juga penasaran akhirnya lelaki itu mendekat kearah Yuta sambil menyedot minuman miliknya.

010-3423-879

Saya diberitahu oleh salah satu member saya, ada seorang penggemar saya yang membawa banner nama saya di section dia. Saya berniat untuk mendatangi kamu sewaktu member saya memberitahu hal tersebut, tetapi ternyata saya tidak sempat, waktunya terlalu mepet. Bagaimana jika saya dan kamu, bertemu diluar jadwal? Jika kamu tidak keberatan, ini nomor saya. Saya sudah meminta izin kepada manajer saya, maaf jika saya tidak mengirim surat ini secara pribadi, karena saya tidak diizinkan. Terima kasih sudah menjadi penggemar saya, saya senang.

Oh, saya tau kok kamu yang mana, karena saya sejak awal melihat kamu, kaos hitam dibalut dengan kemeja merah hitam, memakai topi hitam, membawa banner nama saya. Betul?

Oh, saya juga boleh meminta banner yang kamu bawa? Lucu sekali, warna pink dan biru hahaha, di venue terlihat sangat bersinar ditambah kamu yang memakai baju gelap tetapi membawa banner berwarna terang. Boleh ya?

Sekali lagi, Terima kasih. Hubungi saya ya.

TY.

Jaehyun terdiam, sedangkan Yuta sudah melotot dan melihat kearah surat tersebut kemudian melihat kearah Jaehyun, begitu terus.

“WOI?”

“Ssttt diem anjir bentar dulu, jantung gue mau copot. Masa sih?”

Yuta langsung memeluk tubuh Jaehyun erat-erat kemudian mengecup pipi Jaehyun, seperti biasanya.

Tetapi mereka lupa keduanya lagi diluar kosan, membuat si penjual minuman disana yang melihat mereka malah begitu langsung pura-pura melihat kesana kemari.

“BANGSAT NGGAK NYIUM PIPI GUE DI LUAR KOSAN DONG. ADUH NANTI KALO-“

“Nanti kalo Taeyong liat gue dikira punya pacar gimana?”

“HALU LO KETINGGIAN MENTANG MENTANG.”

Jaehyun masih tersenyum-senyum sendiri kemudian kembali membaca ulang isi surat tersebut.

Rasanya, mustahil.

Ini mimpi atau halu dirinya lagi kah?

“Yut, cubit gue.” Pinta Jaehyun.

Yuta mencubit lalu menarik kulit Jaehyun menimbulkan kemerahan di kulit putih Jaehyun.

“Bangsat gue nyuruh cubit biasa bukan pake Tarik segala.”

“Gak Jay, lo nggak mimpi. Beneran Jay.”

Jaehyun semakin tersenyum kala ia sadar, ini bukan mimpi apalagi halusinasi seperti tadi.

Yuta mencolek lengan Jaehyun membuat Jaehyun menaikkan alisnya tanda ia bertanya.

“Ajak gue ya, siapa tau gue bisa ketemu sama kokoh.”

“NGIMPI.”


@roseschies.