Game; start


Sesuai dengan niatnya, Tama sudah duduk di depan meja kecil yang ada di dalam kamarnya. Bukan menunggu Johannes, lebih tepatnya Tama menunggu pembuktian tentang sesuatu yang sudah menjadi dugaannya dari 4 hari lalu.

Bodohnya Tama selama ini baru menyadari sesuatu tentang itu.

Ah, mungkin karena terlalu sering Johannes pulang ke rumah dengan keadaan mabuk dan bau alkohol yang menyeruak maka dari itu Tama baru sadar ketika lelaki itu sudah lama tidak pulang dengan bau alkohol melainkan bau yang berbeda.

Tepat pukul sepuluh malam, pintu kamar terbuka dan terpampanglah wajah Johannes dengan kemeja yang sedang ia pegang, dasi yang ia gunakan pun sudah ingin lepas dari leher.

Kasihan, bahkan dasi saja enggan berlama-lama di tubuh Johannes. Batin Tama tertawa sedikit.

Tentu sudah tidak kaget jika keduanya tidak saling sapa.

Tetapi Tama langsung berdiri dan sengaja melewati tubuh Johannes yang ingin berjalan menuju kamar mandi, mungkin ingin membersihkan tubuhnya.

“Mas.” Tama menghentikan jalannya setelah melewati tubuh Johannes membuat Johannes ikut memberhentikan langkahnya tanpa menjawab panggilan Tama.

“Bau parfummu kok aneh ya Mas? Kayak percampuran wangi parfum laki-laki sama perempuan jadi satu gitu.”

Mendengar ucapan yang dilontarkan Tama membuat Johannes membalikkan tubuhnya lalu menatap Tama sambil menaikkan alisnya, lalu?

Tama menggedikkan bahunya, “Atau emang bener bau parfum perempuan gitu ya?”

Johannes tersenyum kecil sambil menatap Tama, “Now you know, Adhitama. Kemana saja kamu? Saya memang punya wanita yang saya sayangi sejak awal jauh dari sebelum kamu datang di hidup saya. Saya sudah bilang, kamu bakal menyesal kalau terus melanjutkan perjodohan ini, Adhitama.”

Di bulan kelima atau enam, bahkan mungkin sebenarnya sudah tujuh bulan, akhirnya Tama mengetahui alasan mengapa Johannes selalu pulang malam atau pagi. Lelaki itu bertemu dengan wanita yang dimaksud.

Sakit? Tidak. Tama tersenyum kecil lalu membalikkan tubuhnya mengabaikan Johannes yang terlihat tersenyum menang.

Curiga Tama di empat hari lalu ternyata benar. Bau parfum yang berbeda dan parfum khas wanita.

Ah, apa tadi Johannes bilang? bahwa ia memang memiliki wanita yang ia sayangi sejak awal jauh dari sebelum Tama datang di kehidupan Johannes.

Tetapi, satu yang Johannes lupa, Tama jauh lebih dulu datang di kehidupan Johannes.

Bahkan tanpa Johannes sadar, lelaki bernama Adhitama Bagaskara, lebih dulu singgah di hati miliknya, sejak kecil.

Lelaki yang ia tangisi kepergiannya sampai pingsan. Lelaki itu bernama Adhitama Bagaskara.

Sayang, Johannes lupa dan tidak tau. semua ucapan pedasnya dulu, hanya untuk cari perhatian.

Sayang, johannes tidak tahu, bahwa lelaki itu sekarang sudah ada di depannya.

Tujuh bulan, menjadi suaminya.

“Sebaik apasih, wanita itu, gue mau tau, kenapa lo sampai masih setia sama dia disaat lo sendiri udah nikah secara resmi selama tujuh bulan.” Tama tersenyum miring, meminta jawaban dari Johannes yang langsung memberhentikan langkahnya lagi setelah mendengar pertanyaan Tama.

“Jangan berbicara yang tidak tidak, Tama.”

Jika itu cara main Johannes, maka tama akan memperlihatkan cara mainnya.

Tama bukan lelaki yang bisa terus ditindas oleh Johannes.

Maka dari itu, tujuh bulan, Tama akan memperlihatkan cara mainnya, pada Johannes. Si keras kepala dan mulut pedas.

Oh, apa kata Johannes? Tama? Menyesal?

Kita lihat siapa yang akan menyesal diakhir nanti, Johannes Pradipta.


@roseschies